KA Fideer Bojonegoro Semarang Hampir Bertabrakan Dengan Kereta Hantu di Stasiun Sedadi
Sebuah peristiwa misterius, Rabu (18/12) sekitar pukul 08.30, terjadi di jalur kereta api antara Stasiun Sedadi dan Karangjati, Kabupaten Grobogan. Ketika itu, Kereta Fideer jurusan Bojonegoro-Semarang Poncol yang mengangkut sekitar 300 penumpang baru saja meninggalkan Stasiun Sedadi.
Baru beberapa menit KA itu berjalan, masinis tiba-tiba melihat dari arah berlawanan muncul sebuah kereta sedang meluncur dengan cepat. Masinis KA Fideer, Masjhuri, langsung menarik rem darurat. Tentu saja hal itu membuat belasan penumpang di gerbong depan panik. Mereka secara spontan berteriak-teriak, "Awas sepure meh tabrakan (Awas keretanya akan tabrakan-Red)."
Mendengar teriakan itu beberapa penumpang menjadi panik. Masjhuri terus berusaha memperlambat laju keretanya dan ratusan penumpang pun berlompatan ke sawah. Masinis itu akhirnya berhasil menghentikan kereta api dengan loko BB 20029 itu.
Setelah kereta berhenti, dia dan petugas layanan KA turun, lalu mengambil daun pisang di dekat rel. Mereka melambaikan daun pisang itu untuk memberi tanda agar kereta dari arah lain berhenti. Kereta misterius itu pun berhenti. Kedua kereta itu saling berhadapan dalam jarak beberapa ratus meter.
Masjhuri mengaku tidak melihat seorang pun yang turun dari kereta misterius itu. Kereta itu terlihat mundur dengan tetap menyorotkan lampu dari loko. Lampu itu lama-lama mengecil dan menghilang.
Masinis Fideer mencoba menghubungi Stasiun Karangjati dengan radio loko untuk mencari tahu kereta apa yang akan lewat di jalur tersebut. Namun, alat komunikasi itu tak berfungsi. "Karena tak ada kabar dari Karangjati, saya memutuskan untuk mundur dan kembali ke Stasiun Sedadi," kata Masjhuri yang juga menuliskan peristiwa misterius itu dalam laporan perjalanannya.
Dari Stasiun Sedadi, dia menghubungi Karangjati dan stasiun itu menyatakan tidak ada satu kereta pun yang berangkat ke arah timur pagi itu. Setelah merasa yakin jalur sudah aman, KA Fideer meneruskan perjalanan.
Sesampainya di Stasiun Karangjati, beberapa penumpang turun dan mencari petugas pengatur perjalanan kereta. Mereka marah karena petugas dianggap ceroboh dan bisa membahayakan penumpang KA Fideer.
"Beberapa petugas di stasiun itu menyatakan sama sekali tidak memberangkatkan kereta ke arah timur. Perdebatan sengit pun terjadi, namun akhirnya penumpang bisa menerima penjelasan itu karena memang tidak melihat tanda-tanda adanya kereta yang siap berangkat dari stasiun tersebut," jelas Taufik, salah seorang karyawan PT KA di Depo Poncol.
Entah karena melihat lambaian daun pisang atau karena hal lain, kereta dengan loko bercat putih itu berhenti. Setelah jaraknya cukup dekat, masinis mengaku dapat melihat dengan jelas kereta itu menggunakan loko mirip loko CC203 yang biasa dipakai rangkaian KA Argo.
"Saya agak merasa lega ketika kereta di depan saya berhenti," kata dia. Namun dia mengaku agak heran, sebab sebelum sempat mendekat, KA itu tiba-tiba berjalan mundur. Dia terus memandang KA aneh itu yang kemudian menghilang. Padahal, di antara Sedadi dan Karangjati hanya ada satu jalur, sehingga tidak mungkin KA tersebut berpindah jalur.
Dia bertambah heran, saat mencoba menghubungi Stasiun Karangjati, radio loko tidak berfungsi. Padahal, sebelum berangkat, dia yakin alat itu masih berfungsi baik. Dia kemudian memutuskan kembali ke Stasiun Sedadi. Dari stasiun itulah dia berhasil menghubungi Stasiun Karangjati yang memberikan konfirmasi tidak ada KA lain yang menuju ke arah timur atau ke jalur Semarang-Surabaya tersebut.
Pada malam hari, di lokasi itu kadang terlihat anak-anak kecil bermain-main di dekat rel. Padahal, lokasi itu berada di tengah persawahan yang sepi dan jauh dari rumah penduduk.
0 comments:
Post a Comment